sumber : copas dari facebook IGOS Nusantara |
IGOS (INDONESIA GO OPEN SOURCE)
30 Juni 2004 dideklarasikan penggunaan dan pengembangan Open Source Software
yang ditandatangani oleh : Menteri Riset dan Teknologi, Menteri
Komunikasi dan Informatika, Menteri Kehakiman dan HAM, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Pendidikan Nasional.
IGOS adalah gerakan yang dicanangkan oleh pemerintah, oleh 5
kementerian, yang merupakan sebuah ajakan untuk mengadopsi Open Source
dilingkungan pemerintah.
sumber: wiki-nya pak onno w. purbo
Tetapi pada tahun 2006 indonesia malah menandatangani MoU dengan pihak Microsoft.
Saya sangat mengerti dengan pernyataan berikut
sumber : http://inet.detik.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/01/tgl/15/time/153235/idnews/730465/idkanal/399Menteri Komunikasi dan Informatika Sofyan Djalil mengatakan pemerintah belum bisa beralih ke Open Source sekarang juga. Jika itu dilakukan, aktivitas pemerintahan tidak akan jalan.
Kalau memang MoU tersebut untuk menutup lisensi yang dipakai oleh instansi pemerintah kebanyakan yang masih memakai microsoft (kadang-kadang bajakan) sehingga dibuat perjanjian agar pemerintah tidak memakai software bajakan, saya setuju saja (biar pekerjaan halal, alat bekerjanya juga harus halal).
Kekhawatiran saya jika nantinya MoU ini akan membuat keterikatan pemerintah dengan Microsoft yang di masa mendatang membuat pemerintah indonesia sulit terlepas dari produk-produk buatan Microsoft.
Pernyataan Bapak Sofyan di atas, berlaku bagi kementerian yang yang memiliki software khusus (internal) misalnya software yang terintegrasi di pusat kementeriannya atau software yang menggunakan sistem tertentu yang hanya bisa berjalan di windows. Tetapi jika hanya untuk olah data yang tidak terlampau besar masih bisa menggunakan opensource (kalau cuma ngetik-ngetik doang pake libre office ato OO jg ngacir)
Dan satu lagi yang membuat saya tersenyum kecut. Pemerintah sepertinya melakukan blunder untuk kedua kalinnya.
sumber : http://www.antaranews.com/berita/256771/kemendiknas-dan-microsoft-kerjasamaBertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional 2011, Microsoft Indonesia menandatangani perjanjian kerjasama dengan Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) untuk bersama-sama memperkuat pengetahuan teknologi informasi di dunia pendidikan, serta meningkatkan inovasi dan kreativitas.
Kok ya bisa-bisanya kemendiknas melakukan kerjasama dengan microsoft. Lihat tuh, di gambar atas (no 2 dari atas) ada deklarasi IGOS, dan tahukah anda yang bertanda tangan di pojok kanan bawah itu siapa, Menteri pendidikan. Kalau memang pemerintah mendukung IGOS mengapa hal ini bisa terjadi?
Jika alasannya ini hanya untuk dunia pendidikan saja dan nantinya para siswa bisa belajar open source sendiri-sendiri, anda salah besar!
Saya memberi acungan jempol kepada microsoft karena dapat memikirkan ide ini, bayangkan saja jika dari SD-SMP-SMA siswa dicekoki software-software dari microsoft maka saat mereka akan lebih familiar dengan software bayaran ini. Walaupun nantinya pada tingkat mahasiswa akan diajari mengenai opensource tetapi sungguh "Berpindah dari windows ke linux itu sangat susah, butuh niat, minat, dan ketrampilan (saya dulu udah addict pake windows sampe bingung banget waktu disuguhi linux)".
Saran kepada pemerintah yang bisa saya berikan :
1. Mulailah dari yang sederhana
jika akan melakukan pengadaan barang komputer, cobalah langsung memasukkan opensource (linux dan software lain) kalau belum bisa cobalah memakai opensource office terlebih dahulu.
2. Konsisten
istiqomah dalam melakukan kebijakan (jangan mencla-mencle) boleh saja memanfaatkan produk berbayar lain akan tetapi "core plan" dari seluruh kementerian harus mengacu pada IGOS
3. Terpusat
Tidak ada salahnya jika kemenkominfo melakukan pemusatan kebijakan yang berkaitan dengan IGOS (kalau perlu buat Perpresnya, ga usah nuntut UU dari DPR ,susah, nanti malah cuma studi banding jalan-jalan ke luar negeri lagi) Sehingga kementerian lain juga memiliki rencana yang sama dalam penggunaan Opensource pada masa yang akan datang.
4. Pengembangan berkelanjutan
Sumber daya baik perangkat, SDM, dan sumber daya lain yang berhubungn dengan hal ini, harus dipersiapkan sejak dini (maksudnya dari pendidikan dasar juga sudah harus diajarkan).
5. Repository
Sekedar saran dan impian saja, jika pemerintah sudah bisa jalan dengan opensource tidak salah kalau membuat web repository sendiri, bukankah nanti akan hebat jika, repo kambing, ugm atau yang lain memiliki teman di repo.kemdiknas.go.id, repo.ristek.go.id atau repo.pajak.go.id, atau mirror-mirror lainnya. :-)
6. Kerjasama
Lima saran saya diatas tidak bisa dilakukan tanpa kerjasama antar kementerian, terutama Kemendiknas sebagai pembuat SDM, Kemenkominfo sebagai pihak yang berwenang dalam hal semacam ini, Kementerian Keuangan sebagai sumber dana, Kemenristek sebagai pengembang, dan kementerian-kementerian lain sebagai pendukung dan pemakai (user). Sebenernya ada satu lagi "DPR" sebagai pembuat peraturan dan "penguasa anggaran".
6. Kerjasama
Lima saran saya diatas tidak bisa dilakukan tanpa kerjasama antar kementerian, terutama Kemendiknas sebagai pembuat SDM, Kemenkominfo sebagai pihak yang berwenang dalam hal semacam ini, Kementerian Keuangan sebagai sumber dana, Kemenristek sebagai pengembang, dan kementerian-kementerian lain sebagai pendukung dan pemakai (user). Sebenernya ada satu lagi "DPR" sebagai pembuat peraturan dan "penguasa anggaran".
Link-link terkait :
No comments:
Post a Comment